Pandangan yang menyatakan bahwa hewan menjadi lebih kompleks seiring
berjalannya waktu mungkin akan berubah dengan hadirnya temuan dalam
sebuah penelitian terbaru. Bukti baru dari para ilmuwan di Universitas
St. Andrews menunjukkan bahwa beberapa hewan modern justru berevolusi
menjadi kurang kompleks.
Para peneliti menyatakan, penemuan
sisa-sisa lingkungan gen yang pernah ada pada nenek moyang yang hidup
550 juta lalu menunjukkan bahwa hewan paling awal ternyata lebih
kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology ini tampaknya bertentangan dengan persepsi umum evolusi, yang menyatakan bahwa makhluk hidup mengalami kemajuan dengan secara genetik menjadi lebih kompleks dari waktu ke waktu.
Para
peneliti, di bawah pimpinan Dr. David Ferrier dari Institut Kelautan
Skotlandia di Universitas St Andrews, menemukan bahwa beberapa hewan
modern seperti spons, ubur-ubur jengger dan placozoa mungkin
telah berevolusi dengan kehilangan beberapa gen dan mungkin menjadi
disederhanakan dari nenek moyang yang lebih kompleks, asal di mana
seluruh hewan berevolusi.
Dr. Ferrier bersama timnya mempelajari
gen-gen utama, Hox dan ParaHox, yang dikenal memiliki fungsi untuk
membangun tubuh bagi hampir seluruh hewan modern. Mereka mengontrol
tulang rusuk mana yang berevolusi pada manusia atau sayap mana yang
berevolusi pada lalat, dan yang dapat terganggu akibat penyakit seperti
kanker dan diabetes.
Sebelum penelitian ini, terdapat perdebatan
di kalangan para ilmuwan mengenai apakah gen ini berevolusi secara
bertahap, atau selama evolusi hewan awal, atau malah hadir pada
hewan-hewan paling pertama.
Dr. Ferrier menjelaskan, “Pandangan
konvensional saat ini menyebutkan bahwa gen-gen ini saling terkait
dengan peningkatan kompleksitas hewan sebagaimana nenek moyang hewan
awal tergantikan oleh makhluk yang lebih maju, dengan keragaman jenis
sel yang lebih besar dan rentang gen-gen yang lebih luas yang membangun
peningkatan bertahap ini pada kompleksitas.”
Dengan membandingkan
genom hewan seperti manusia dan anemon laut, para peneliti mampu
merekonstruksi ‘lingkungan-lingkungan’ di seputar gen Hox dan ParaHox
pada nenek moyang hewan-hewan ini, sekalipun nenek moyang tersebut sudah
punah lebih dari 550 juta tahun yang lalu.
Para peneliti menemukan bahwa beberapa hewan, seperti spons dan placozoa,
yang berevolusi lebih awal dari anemon laut dan manusia, masih tetap
memiliki lingkungan-lingkungan tersebut meskipun tidak memiliki gen Hox
dan ParaHox.
Dr. Ferrier melanjutkan, “Lingkungan-lingkungan tersebut bagaikan hantu dalam
genom-genom ini, memperlihatkan reprensentasi samar tentang apa yang
ada sebelumnya, dengan gen Hox dan ParaHox yang sudah mati dan
menghilang, namun meninggalkan skema hantu.
“Hasil kerja kami ini
menghadirkan pandangan yang sama sekali berbeda dengan konsensus yang
telah dikembangkan selama beberapa tahun terakhir tentang nenek moyang
hewan pertama.”
Pendekatan baru ini, yang mengungkap asal muasal
purba gen-gen kontrol perkembangan penting tersebut, kini menandai
kembalinya perburuan gen-gen tersebut pada garis keturunan hewan awal."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar